Qori’ diskusi itu adalah Zainul Anwar / Zen (mahasantri semester lima) dan
moderatornya adalah R. A. Supandi (mahasantri semester tujuh). Lafadz yang
dibaca dalam kitab fathul mu’innya adalah والمعتمد عند الشيخين sampai يشهدون على الأوجه. Fathul muin halaman 98. Sedangkan Ianatut Thalibin dari
halaman 26- - 264.
Sedangkan mushohhihnya adalah Ust. Qusyairi dan alfaqir sendiri. Sayangnya,
Ust. Qusyairi tidak bisa menemani diskusi para mahasantri hingga akhir karena
efek kecapekan sejak pagi bepergian dan belum istirahat sampai malam itu.
Setelah diskusi berlangsung, terdapat beberapa catatan dan hasil diskusi
yang bisa alfaqir tulis di artikel ini.
Pertama, kata مضاجعة
dalam kalimat :
فتح المعين - (ج 3 / ص
304(
ويحرم مضاجعة
رجلين أو امرأتين عاريين في ثوب واحد، وإن لم يتماسكا أو تباعدا مع اتحاد الفراش،
خلافا للسبكي،
Terjadi perdebatan antara musyawirin, kalimat
tersebut merupakan isim fail atau masdar ? Kalau isim fail maka dibaca mudhojiah.
Sedangkan kalau masdar, maka dibaca mudhoja’ah.
Jawaban dari mushhih adalah masdar sehingga dibaca mudhoja’ah.
Karena yang dihukumi adalah perbuatan tidur orang tersebut, bukan pelakunya
yang haram.
Kedua, terkait
pertanyaan apakah darah perempuan yang sudah terpisah dari badannya itu kita
diharamkan melihatnya ?. bertanyaan ini berangkat dari keterangan di dalam
kitab fathul mu’in yang menjelaskan tentang keharaman melihat bagian tubuh yang
ketika bersambung dengan badannya, maka haram pula melihatnya ketika sudah
terpisah dari badannya.
فتح المعين - (ج 3 / ص
303)
وكل ما حرم نظره منه أو
منها متصلا حرم نظره منفصلا: كقلامة يد أو
رجل، وشعر امرأة وعانة رجل، فيجب مواراتهما
Nah, untuk jawaban ini para musyawirin sudah
sepakat keterangan yang menjawab pertanyaan tersebut ada di dalam kitab Ianatut
Thalibin yang menjelaskan bahwa
tidak haram melihat darah yang sudah terpisah dari tubuhnya.
إعانة الطالبين - (ج 3 /
ص 303(
قال ع ش: ومثل قلامة
النظر دم الفصد والحجامة لانها أجزاء دون البول لانه ليس جزءا. وقال الشوبري: الذي يظهر أن نحو الريق والدم لا
يحرم نظره لانه ليس مظنة للفتنة برؤيته عند أحد.
Ketiga, tentang apakah
budak boleh melihat perempuan ?
Bagi budak boleh melihat bagian tubuh tuan
perempuannnya yang adil selain bagian antara pusar dan lutut.
فتح المعين - (ج 3 / ص
302(
وللعبد العدل النظر إلى
سيدته المتصفة بالعدالة ما عدا ما بين السرة والركبة كهي.
(قوله:
وللعبد العدل الخ) أي ويجوز للعبد العدل النظر الخ، وذلك لقوله تعالى: * (أو ما
ملكت أيمانهن) * (1) ولقوله (ص) لفاطمة رضي الله عنها وقد أتاها ومعه عبد قد وهبه
لها وعليها ثوب إذا قنعت به رأسها لم يبلغ رجلها، وإذا غطت به رجلها لم يبلغ
رأسها، فلما رأى النبي (ص) ما تلقى قال إنه لا بأس عليك إنما هو أبوك وغلامك. رواه أبو داود.وخرج بالعدل الفاسق فلا يجوز نظره إليها
ولا نظرها إليه.والمراد بالعبد غير المشترك وغير المبعض وغير
Keempat, tentang salah
paham beberapa peserta musyawirin yang menganggap bahwa melihat kuku-nya
perempuan itu diperboleh karena termasuk anggota tubuh yang boleh dibuka.
أَمَّا عَوْرَتُهَا
خَارِجَ الصَّلَاةِ بِالنِّسْبَةِ لِنَظَرِ الْأَجْنَبِيِّ إلَيْهَا فَهِيَ
جَمِيعُ بَدَنِهَا حَتَّى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ ، وَلَوْ عِنْدَ أَمْنِ
الْفِتْنَةِ ، وَلَوْ رَقِيقَةً فَيَحْرُمُ عَلَى الْأَجْنَبِيِّ أَنْ يَنْظُرَ
إلَى شَيْءٍ مِنْ بَدَنِهَا وَلَوْ قُلَامَةَ ظُفْرٍ مُنْفَصِلًا مِنْهَا ،
وَالْعِبْرَةُ بِوَقْتِ النَّظَرِ
Sedang auratnya diluar shalat dengan dinisbatkan penglihatan lelaki lain
padanya adalah keseluruhan tubuhnya hingga wajah dan kedua telapak tangannya
meskipun saat aman dari fitnah dan meskipun ia budak sahaya. Maka haram bagi
lelaki lain melihat sesuatu dari tubuhnya meskipun potongan kuku yang terpisah
darinya, sedang yang dipertimbangkan adalah saat melihatnya. [ Tuhfah al-Habiib
II/172 ].
0 Komentar