Trending

6/recent/ticker-posts

Pelatihan Jurnalistik Part 2 Yang Tertunda (2/2)



Jum’at pagi (19/05), setelah belajar kitab Ianatut Thalibin juz 1, berdiskusi soal kritik pelaksanaan Orientasi Mahasantri Baru (Omaba) lalu aku melanjutkan aktivitas tadi malam saat begadang kebagian jaga malam, yakni nonton serial drama korea (drakor) Vicenzo. Sebuah kisah drama tentang hukum beserta mafia dan kartel-kartelnya.

Pagi tadi sebelum nonton drakor, aku copy paste file koran dan tulisan adik-adik siswi Madrasah Aliyah Peminatan Keagamaan (MA-PK) ke laptop. Rencananya, aku pelajari dulu hasil karya mereka, koreksi lalu nanti jadi bahan untuk pelatihan jurnalistik part 2. Nanti, sekitar jam dua siang di aula mahrom al-Hasyimiyah.

Ya Allah.

Di sela-sela nonton itu, aku diajak Faiq untuk sarapan. Aku mengiyakan karena kebetulan aku belum makan. Setelah makan, aku lanjut nonton. Sesekali tertidur karena efek kenyang, juga aku nonton sambil tiduran. Jadilah aku tidur beneran.

Dalam hati serasa ada perasaan ‘mengentengkan’ mempelajari bahan untuk pelatihan jurnalistik itu. Ketika bangun, dengan kehendak ingin segera ke kamar mandi karena kebelet buang air kecil, akhirnya aku langsung ke kamar. Ambil peralatan mandi dan langsung mandi sekalian. Persiapan untuk sholat jum’at.

Setelah selesai urusan itu, aku kembali ke kantor wilayah. Mengedit tulisan / artikel di grup tim penulis ma’had aly. Sejak tadi malam aku ditagih oleh Pak Qusyairi terkait hasil koreksi adik-adik ini.

Dari empat tulisan, alhamdulillah ada satu yang selesai. Meski pada malam harinya, yakni sesaat sebelum aku menulis artikel ini, baru ketahuan bahwa artikel itu masih banyak kekurangan dan sepertinya kurang layak untuk dimuat di website milik lembaga.

Waktu itu, setelah menyempatkan mengoreksi satu tulisan, aku juga berbincang dengan Roni soal ChatGPT OpenAI yang trend itu. Aku coba bertanya pada makhluk itu terkait bagaimana agar siswi madrasah aliyah yang sedang menjalani pelatihan bersamaku agar bisa menulis berita dengan baik. Selain itu, aku juga minta saran padanya agar penyajian siang nanti dapat maksimal.

Setelah itu, Roni ternyata tertarik. Ia bertanya bagaimana agar move on atau melupakan orang hingga ngegombalin sebuah sistem komputer AI itu. Setelah menghabiskan beberapa menit tentang AI, kami segera menuju ke masjid. Sholat jum’at di masjid jamik Nurul Jadid.

Sepulang dari masjid, kami lewat jalan barat yang nantinya melewati asrama MA-PK putra. Di depan asrama itu aku dipanggil untuk mampir. Aku sempatkan mampri. Di sana aku ketemu para musyrif. Diantaranya adalah Lutfi, Jisung, Mas Ink dan lain-lain.

Aku coba bertanya pada Lutfi, soal faktor mengapa siswi MA-PK kok kurang terampil dalam menulis berita. Aku coba bertanya-tanya, agar pematerian yang aku sampaikan dapat mengarah pada jantung permasalahan dan sesuai harapan musyrifah serta para siswi MAK.

Lutfi menyebutkan beberapa faktor. Diantaranya adalah tentang kaderisasi yang lemah antara kakak kelas dan adik kelas, kurang minat belajar menulis serta kurang adanya pendampingan bagi mereka.

Bagi Lutfi, sebenarnya permasalahan itu bisa selesai kalau dari para siswi ini memiliki tekad yang kuat untuk belajar menulis, bukan sekedar menuntaskan kewajiban agar koran BIP terbit.

Aku bertanya begini karena tadi malam, setelah pematerian, salah satu musyrifah bilang, “bagaimana ya fin, agar anak-anak ini bisa menulis berita ?”. Dalam hati aku sedikit kaget, karena adik-adik ini belum bisa menulis berita. Tapi aku coba bersikap biasa saja.

Kalau diingat-ingat, aku dulu ketika masa belajar ya tidak langsung bisa. Semua memang butuh proses. Tapi bukan sekedar proses tentunya, bukan sekedar menulis sebuah tulisan, jadi dan sudah. Tapi dalam proses itu ada penghayatan, mengoreksi dan merevisi serta melakukannya berulang-ulang. Semua tidak akan tercapai bila para siswi ini tidak memiliki semangat atau mental pembelajar.

Ketika dianggap cukup, akhirnya aku dan Roni kembali melanjutkan perjalanan. Perjalanan pulang menuju asrama/wilayah. Aku merasa agak capek. Aku coba merebahkan badan. Biasanya, ketika aku  tidur begitu dan memang ada mau mengerjakan sesuatu, aku cepat bangun. Tidur seolah diatur hanya beberapa menit saja.

Tapi kali ini beda. Aku tidur dan bangun sekitar jam 14.45 WIB. Wah, padahal kalau di surat undangannya itu jam 13.00 WIB, sedangkan bila menurut salah satu musyrifah tadi malam, datang jam 14.00 WIB. tidak apa-apa.

Ketika bangun, aku langsung kaget. Bertanya jam. Bergegas menuju kamarnya Roni dan membuka HP (HP-ku memang ditaruh di lemarinya Roni). Ku coba menghubungi nomer musyrifah, ternyata sudah ada pesan dan beberapa panggilan. Aku coba menghubungi mereka dan tidak bisa.

Aku langsung ke kamar mandi. Cuci muka dan persiapan berangkat ke sana. Setelah siap, aku coba buka hp lagi. Pesan ku sudah dibalas. Aku chattingan sebentar dan intinya adalah pelatihan jurnalistik sore tadi ditunda, karena sore itu ada agenda rapat.

Hah. Aku mohon maaf kepada mereka meski tidak ku sebutkan alasan mengapa aku tidak hadir sore tadi. Mereka bilang bahwa pelatihan ini diundur dan menyesuaikan kesanggupanku. Aku merasa bersalah sekali.

Peristiwa ini, membuatku teringat pada Leni. Dulu, aku pernah berkabar bahwa akan melakukan sambang santri ke Leni. Kalau mau mengadakan sambang santri itu harus daftar dulu sehari sebelum sambang, baru esok harinya bisa melakukan sambang.

Nah ketika sudah daftar dan Leni datang ke tempat, ternyata aku tidak datang ke sana. Leni menunggu seharian, dari awal buka jam sambang santri siang hari sekitar puku 12.00 WIB hingga waktu tutup sekitar pukul 15.00 WIB.

Aku tahu ini karena Leni cerita pada suatu kesempatan saat sambang santri. Aku mendengarnya tak terasa, mataku berkaca-kaca. Allah. Begitu teganya aku ini. Sosok kakak yang tidak baik aku ya. (emot sedih).

Sejak saat itu, aku bertekad dan berusaha menjadi kakak yang baik, meski mendapatkan predikat kakak yang baik itu tidak mulus dan menemui jalan yang berliku. Allah, semoga kita termasuk orang yang belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi. Amiin.

Dan, semoga pula, aku dapat menjadi pemateri yang baik. Yang disipilin waktu, materi dan persiapan yang maksimal. Amiin.

 

Kantor Wilayah, Jum’at malam Sabtu, 19 Mei 2023.


Posting Komentar

0 Komentar