Trending

6/recent/ticker-posts

Konsultasi S 2

 

 `                            


Sudah dua hari berlalu, aku tidak menulis catatan di blog. Kemarin, aku mendapat pesan WA dari Mas Agus untuk menulis lagi di website miliknya. Artikel dakwah keislaman popular tentang shopee pay later. Jadi bertambahlah tugasku. Selain menulis di blog, sesekali menulis artikel ringan itu.

Terkadang, aku heran pada orang-orang yang dapat mengatur waktu dan memprioritaskan kegiatan dengan sebaiknya. Padahal secara umur itu tidak jauh beda denganku. Kok mereka bisa ya ? haha.

Tak apa. Mari kita coba sekali lagi. Just doi, eh, Just do it.

Hari ini hari Jum’at (15/09). Barusan aku selesai mengaji kitab Khulashoh Ushul Fikih karya Syekh Hasan Hitou kepada Gus Imdad Rabbani. Di awal ngaji, bacaanku ada yang salah dan beliau langsung memberi nasehat: dimutholaah lagi pelajarannya ya. Mutholaah itu maksudnya juga pelajara yang sudah berlalu. Diulangi kembali, dibaca lagi dan lagi.

Hah. Aku yang tadi sempat terbersit perasaan “siap” setoran kitab ketika perjalanan ke sana, akhirnya perasaan itu harus gugur seketika karena banyak hal yang harus aku siapkan. Diantaranya pelajaran: mengulangi pelajaran yang telah berlalu.

Baik ketika berangkat dan pulang ngaji, aku selalu berpikir: Allah, Allah. Engkau yang mentakdirkan aku ngaji. Entah, engkau akan mentakdirkan aku apa lagi bentar lagi, nanti dan seterusnya. Aku bersyukur ditakdirkan ngaji, suka ngaji seperti sekarang ini. Banyak orang ditakdir ingin ngaji tapi malah ditakdir sakit/udzur sehingga tidak ngaji atau bahkan ditakdir tidak suka kegiatan ngaji. Kegiatan ilmu dan keilmuan.

Hah. Entahlah, biar Engkau saja yang mengurus hidup ini Ya Rabb. Meski terkadang aku tak paham maksud dari semua ini, semoga aku tetap berbaik sangka, tidak gampang menilai buruk dan selalu bersyukur atas semua yang telah Kau rencanakan.

Aku ingin menulis catatan ngaji barusan, yakni tentang Khos dan Mutlak - Muqoyyad. Ada beberapa catatan penting, tapi buku catatan itu sudah ku taruh di kamar. Sedangkan aku menulis ini di kantor. Malas untuk mengambil buku catatan itu.

Seperti biasa, setelah ngaji, beliau membuka pertanyaan. Umum. Setelah bertanya terkait materi-materi ushul fikih, aku juga konsultasi soal TA dan kuliah S2. Aku meminta maaf karena tidak ketemu beliau saat mengantarkan SK beliau jadi pembimbing. Alhamdulillah, beliau memaafkan.

Lalu, terkait kuliah S2, nah, aku cerita dulu perjalanan sowan ku. Mulai sowan ke Ra Fayyadl ingin ikut Program Kaderisasi Ulama (PKU) Gontor, lalu tidak diizini oleh Ra Barizi, lalu sowan ke Ra Fayyadl lagi, disuruh sowan ke pengasuh dan Kiai Fadhol. Sudah ke pengasuh, ada beberapa tempat yang disebutkan.

Beliau menyarankan ke Yaman, tidak ke Mesir. Sedangkan yang ke Kia Fadhol, beliau setuju untuk memperbanyak ulama karena saat ini banyak ulama yang sudah meninggal. Tapi beliau tidak setuju bila lanjut ke KPU.

Kiai Fadhol menyebutkan nama pesantren Sarang, Maslakul Huda dan juga ke Yaman. Setelah itu, aku sowan lagi ke Ra Fayyadl, beliau menyetujui tapi juga menyarankan aku mondok ke Gus Mus. Butuh kedekatan pada beliau. Kalau ke Gus Mus, “saya ingin  nyantri juga”, tutur Ra Fayyadl padaku.

Ra Amak sebenarnya setuju ke Yaman, tapi diakhir beliau juga memberi opsi ke Lirboyo dan ke Syiria. Di akhir, beliau juga tidak memberikan keputusan ke mana. “Nanti dah, sambal cari-cari”.

Yang jelas, aku ingin pengabdian di ma’had aly ini hanya satu tahun saja. Aku ingin kuliah ke mana-mana, sejauh mungkin. Cari ilmu, pengalaman dan bekal nanti. Baik ketika sudah ke masyarakat bahkan sangu ke akhirat nanti. Mumpung ibu masih ada, aku mau belajar mati-matian, meski harus dipaksa dengan keadaan.



Posting Komentar

0 Komentar