Trending

6/recent/ticker-posts

Dari Pablo Escobar Hingga Kegelisahanku

 

 

Kemarin aku lihat ada anak kamarku nonton film “Pablo Escobar”. Aku tidak terlalu asing dengan nama ini. Lalu ia menjelaskan bahwa itu adalah film tentang kartel gembong narkobar terbesar di Amerika.

Wah, keinginanku untuk nonton film sejak beberapa hari yang lalu semakin menguat. Di tengah capek-capeknya aktivitas dan lingkungan yang banyak lihat film, aku jadi ingin nonton juga.

Pagi ini, barusan, aku coba cari film itu. Ku kira film itu hanya satu episode saja, ternyata ada kurleb 4 season. Satu season sekitar 4-5 film. Wah, kalau aku nonton film ini, mungkin tidak berhenti-henti saking ketagihannya.

Padahal, di sisi lain, keinginanku untuk mencapai beberapa pencapain ada banyak. Yah, ada lah. Dan, itu perlu keseriusan dan waktu yang lebih. Kalau di titik ini, aku merasa tidak mau diamanahi apa-apa. Karena aku udah punya target dan job yang kubuat untuk diriku sendiri. Haha.

Egois memang ya.

Kemarin, aku tidak menulis di blog. Jadi aku qodho’ hari ini. Juga ngaji al-Qur’an, aku juga sehari telah berlalu tidak mengaji. Jadi semakin bertambah tanggungan hariannya. Beberapa hari berlalu, keinginan dan realitas menjalani kehidupan relatif aman dan lancar.

Ada beberapa kendala, seperti belum konsisten belajar bahasa inggris, belajar fathul muin dan juga menulis artikelnya Mas Agus. Ingin sekali menatap dan meraih masa depan dengan bahagia, tapi seringkali aku jatuh di lubang kesalahan yang sama. Sehingga kadang merasa sedih lagi dan lagi.

Bila sedang sepi, ketika berjalan sendiri menuju suatu tempat misalnya, aku kadang berpikir: “Apa yang akan Allah perbuat pada saya ? apa lagi ya ?”. Kadang, terlintas juga dalam pikiranku, “aku harus hidup punya terget. Jangan hanya jadi objek kehidupan sehari-hari. Harus punya cita-cita, kegigihan dan semangat meraihnya”.

Jujur saja, sebenarnya aku perlu mentor. Bagaimana seharusnya aku melangkah, meneriakiku saat salah, memotivasi diri ku saat sedang lemah dan teladan di masa depan nanti. Siapa ya ?

Aku tak tahu juga. Haha.

Kalau sedang bingung dan berpikir begini, aku jadi ingin makan enak dan banyak. Lalu kembali beraktivitas, meski tidak selalu ideal banget. Banyak hal kulakan asal selesai saja. Padahal, bukankah al-Istimdad bihasabil isti’dad ? Pemberian anguerah (kesuksesan, dll) itu tergantung dengan persiapanya ?

Kalau ingat dawuh pengasuh, ya hidup harus punya cita-cita, kerja keras. Dulu beliau pernah mencontohkan Bu Susi Pudjiastuti. Seorang perempuan yang tidak tamat kuliah S3 tapi bisa jadi menteri.

Baiklah. Mari kita akhir tulisan ini dengan salah satu tamparan online yang pernah ku jumpai di internet, “ingatlah, saat kamu malas-malasan, di sana ada orang yang mati-matian berjuang dengan kehidupannya”.

Sekian terimakasih 😊


Posting Komentar

0 Komentar