Oleh : 179
Rindu
Mengapa harus rindu ?
Jika buku selalu menemani hari-harimu
Yang mau mendengarkan keluhan
Tapi tak pandai berbicara
Jika bicara rindu,
Mengapa pembicaraan tertuju pada hubungan
Muda-mudi, pria-wanita dan semacamnya
Padahal hari ini,
Perihal mataku kelelahan menjelajah
Kata demi kata
Mencari permata di sela-selanya
Paiton, 2019
Rindu (2)
Rindu ini,
Seperti dua katup mata yang
Tak mau kompromi pada
Kelopaknya
Dibiarkannya dunia ini gelap
Asalkan mereka bersua,
Berjumpa dan saling membalut
Luka-luka
Paiton,
2019
Bunyi Samar itu
Kukira bunyi gemuruh itu adalah
Rintik hujan
Yang berjatuhan mengenai jendela, lalu
Embun hinggap di dinding mata para
Peronda malam
Tapi, itu hanya syak-prasangka
Bunyi-bunyi itu hanya baling-baling
Kipas
Yang memutar melodi samar-samar
Aku dan kau, semakin
Berpencar
Paiton,
2019
Lampu Aula
Aku,
Diaula besar dan mewah ini
Seperti lampu yang sengaja ditenggelamkan
Lalu merasa paling terang
Padahal lampu seperti itu tak hanya
Satu
Meski banyak, seringkali kita kurang merasai
diri
Paiton,
2019
Rindu (3)
Debu-debu yang disapu
Tapi tak kunjung
Dapat tempat bertemu
Paiton,
2019
3 Komentar