Trending

6/recent/ticker-posts

Pentingnya Memanfaatkan Waktu dan Penyesalan Menyia-nyiakannya

 


 

Kemarin Rabu (31/05), saya ditakdirkan oleh Allah untuk mengaji pengajian kitab mauizhotul mu’minin karya Syekh Jamaluddin al-Qosimi ad-Dimasyqi. Kitab ini merupakan rangkuman dari kitab Ihya Ulumiddin karya Imam al-Ghazali.

Saat mengetik ini, saya tidak membawa kitab tersebut. Hanya saja, aku tadi mencatat petikan keterangan dalam kitab tersebut tentang pentingnya kerja keras, memanfaat waktu dengan sebaik-baiknya dan nilai dari waktu itu sendiri.

Begini keterangannya :

فَإِنَّ كُلَّ نَفَسٍ مِنَ الْأَنْفَاسِ جَوْهَرَةٌ لَا قِيمَةَ، لَهَا فَلَا تَمِيلِي إِلَى الْكَسَلِ وَالدَّعَةِ وَالِاسْتِرَاحَةِ فَيَفُوتَكِ مِنْ دَرَجَاتِ عِلِّيِّينَ مَا يُدْرِكُهُ غَيْرُكِ وَتَبْقَى عِنْدَكِ حَسْرَةٌ لَا تُفَارِقُكِ، وَإِنْ دَخَلْتِ الْجَنَّةَ فَأَلَمُ الْغَبْنِ وَحَسْرَتُهُ لَا يُطَاقُ، وَقَدْ قَالَ بَعْضُهُمْ: هَبْ أَنَّ الْمُسِيءَ قَدْ عُفِيَ عَنْهُ أَلَيْسَ قَدْ فَاتَهُ ثَوَابُ الْمُحْسِنِينَ.

Artinya : Karena setiap nafas adalah permata berharga yang tidak ada nilainya. Jadi jangan cenderung pada kemalasan, kelembutan dan relaksasi. Jangan sampai Anda kehilangan derajat yang tinggi terhadap apa yang tekah diraih oleh orang lain. Anda akan menyesal yang tidak akan meninggalkan Anda. Jika Anda masuk surga, maka rasa sakit ketidakadilan dan kesedihannya tidak akan tertahankan. Beberapa dari mereka berkata: Seandainya orang yang zalim diampuni, bukankah dia telah terlewatkan dari pahalanya orang-orang baik ?.

K.H. Moh. Zuhri Zaini pagi itu serasa ‘menampar’ saya yang sering santai-santai, apalagi ketika saya sudah tidak menjadi mahasantri lagi. Saya yang semakin banyak waktu longgar, kenyamanan fasilitas dan hak-hak istimewa lainnya, seringkali melenakan dan menganggap waktu yang kita miliki itu masih banyak.

Beberapa kali, pengasuh mengingatkan pentingnya menjaga waktu, menentukan prioritas aktivitas sehari-hari dan tentunya melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Penyesalan ketika orang lain telah mendapat kesuksesan dan meraih berbagai banyak hal di dalam hidup mereka, tapi kita masih biasa-biasa saja. Masih diam dan berjalan di tempat.

Coba kita perhatikan lagi keterangan dalam kitab tersebut. Secara seksama dan sekali lagi. Sesungguhnya setiap nafas yang kita hembuskan itu sangat berharga sekali. Saking berharganyanya, pengarang kitab tersebut memakai majaz bahwa waktu merupakan batu yang indah yang tidak dapat ditukar dengan apapun. Bayangkan, betapa mahalnya waktu sekian detik untuk bernafas ini.

Ini untuk harga satu nafas saja. Bayangkan bila kita banyak detik, menit hingga jam yang kita gunakan tidak semestinya. Tidak sesuai dengan target dan prioritas keseharian hidup kita. Allah. Ampuni kami yang seringkali menyia-nyiakan waktu.

Lalu, kita tidak boleh condong pada kemalasan, mudah istirahat dan jadi orang lembek. Kalimat ini seolah menunjukkan kita untyuk selalu hidup serius, tapi hidup tak harus serius terus, tapi memang ada beberapa keadaan membutuhkan santai tapi itu bermanfaat. Dalam artian, saat kita nyantai itu mendukung pada kegiatan bermanfaat lainnya.

Nyantai tidak apa-apa, tapi itu bukan prioritas. Hanya selingan saja. Karena hanya selingan, jadi tidak boleh banyak porsi waktunya.

Bahkan, orang yang masuk surga saja, ia akan menyesal, mengapa ia tidak melakukan berbagai amal kebaikan lainnya. Penyesalan mereka -sebagaimana keterangan dalam kitab tersebut- merupakan penyesalan yang tidak tertahankan.

Ini bagi orang yang masuk surga. Kita bagaimana ? masuk surga belum tentu, eh, sudah banyak menyia-nyiakan waktu.

Menulis artikel ini, aku jadi teringat sebuah ‘sponsor’ penutup dari pengajian ihya’ yang diampu oleh Gus Fayyadl di Ma’had Aly Nurul Jadid pada hari Ahad (29/05) lalu. Yang mana rekaman audio nasehat beliau diabadikan jadi konten shorts di youtube Ma’had Aly Nurul Jadid.

Dawuh Gus Fayyadl begini :

“Rencanakan apa yang anda lakukan. Lakukan apa yang anda rencanakan. Hari ini kamu mau ngapain. Besok mau ngapain. Tulis, jangan lupa “insyaallah”. Hari ini mau ngapain. Besok mau ngapain. Jangan lupa ditulis. Biar hidupnya tidak kosong.”

Artikel ini sebagai muhasabah diri, agar kita tidak menyia-nyiakan waktu. Memanfaatkannya sebaik mungkin dan terus selalu berbenah. Agar kita ada peningkatan kualitas kepribadian dari waktu ke waktu.

 

Sekian. Terimakasih.

 

Posting Komentar

0 Komentar