Trending

6/recent/ticker-posts

Yang Tidak Saya Setujui Dari OMABA

 


Jum’at (19/05) pagi hari tadi, aku berdiskusi dengan salah satu teman. Aku menyampaikan, bahwa aku tidak setuju dengan prakti sebagian panitia Orientasi Mahasantri Baru (OMABA) yang kurang manusiawi. Sebagian panitia ini namanya adalah bagian MPO. Aku kurang tahu kata ini adalah akronim atau apa. Yang jelas, panitia MPO adalah bagian marah-marah, bentak-bentak dan lain sebagainya.

Tulisan ini coba mengungkapkan unek-unek pribadi saja. jadi tidak ada unsur membenci pihak lain atau sebagainya.

Sebenarnya, sejak tahun 2019 aku baru masuk Ma’had Aly Nurul Jadid ini, melalui acara Orientasi Mahasantri Baru (OMABA), aku sudah tidak setuju dengan perilaku MPO. Bila teman-teman pembaca melihatnya di lapangan, insyaallah tidak perlu dijelaskan lagi, mengapa aku tidak setuju dengan beberapa perilaku MPO yang memperlakukan peserta OMABA tidak manusiawi itu.

Secara pribadi aku sepakat dan setuju sekali bila berbagai kegiatan dan kemasan yang dibentuk oleh panitia OMABA itu bertujuan mendidik, melatih kesabaran dan hal-hal lainnya. Tapi, aku tidak setuju bila para peserta ini dibentak-bentak, dimarahi disuruh ini-itu yang aneh-aneh . Singkatnya, praktik OMABA di sini masih berbau perpoloncoan yang jelas dilarang oleh hukum di negara kita, apalagi tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.

2019                       : aku menjadi peserta.

2020 & 2021        : jadi panitia bagian sekretaris OMABA yang ikut atasan saja. tidak ada andil besar.

2022                       : aku mulai ambil peran. Aku jadi bagian acara di OMABA 2022. Sayang, aku juga ikut sistem yang sudah mentradisi ini. Kalau MPO ya begitu. Seolah-olah tidak bisa diubah saja.

Tahun 2023 ini, aku sudah lulus pada bulan Maret lalu. Sekarang bulan Mei 2023. Statusku bukan lagi mahasantri, tapi guru abdi, meski soal surat keputusan kejelasan aku mengabdi di mana belum keluar hingga saat ini.

di Tahun ini, aku coba mengeluarkan unek-unekku, melalui diskusi kecil-kecilan di kamar dengan kawan yang dulu pernah jadi peserta sekaligus panitia OMABA bagian MPO. Serang argumen sana-sini sudah terjadi dengan dia.

Dalih kawan saya yang menjelaskan perbuatan MPO yang bertujuan melatih kesabaran,  ketangguhan apalagi berpikir cermat, sangat timpang sekali dengan maksud/niatan awa di lapanganl. Karena perbuatan mereka yang cenderung merusak mental anak-anak, perpoloncoan dan perbuatan tidak memanusiakan manusia lainnya.

Saya berharap agar para pimpinan di ma’had aly dapat berdialog dengan perwakilan BEMs untuk merumuskan “bagaimana enaknya” konsep OMABA tahun depan.

Posting Komentar

0 Komentar