Tak terasa, aku
sekarang menulis catatan ke-24. Catatan hari Jum’at (23/07). Hari jum’at lalu,
sebagaimana acara rutin mingguan istighatsah dan baca ratib al-haddad, kami
peserta BMs diajak Kiai Hafit untuk ikut lagi. Kali ini desanya sama, yakni di
Pakuniran, Desa Bima, Dusun Jhellun. Aku gonceng Kiai Hafit dan Anam sama Topek
pakai sepeda sendiri.
Kesempatan kali
ini, yang bertugas menjadi penceramah adalah Anam. Sedangkan yang baca ratib
al-Haddad adalah Topek dan baca sholawat nariyah itu aku. Alhamdulillah acara
lancar. Sesaat sebelum pulang, tuan rumah ‘ngasih-ngasih’ beberapa makanan yang
cukup banyak. Diantaranya pisang dan lain sebagainya. Aku semakin heran plus
takjub. Di tengah keterbatasan hidup di desa dan pelosok gunung ini, tidak
mengurangi mereka untuk berderma sebanyak-banyaknya.
Sebelum acara
rutinan itu, kami juga ada kegiatan lain, yakni khotmil al-Qur’an di kediaman
kakeknya Ust. Udin. Kami menuju ke tempat diadakan khataman itu sejak pagi
-saat santri sedang piketan-. Aku saat itu tidur karengan dinginn membuat tubuh
mengigil. Lalu aku dibangunkan dan kami berangkat satu persatu sesuai dengan
jemputan dan ketersediaan sepeda.
Khotmil qur’an
selesai sekitar pukul 10.45 WIB. setelah makan dan ramah tamah lainnya, kami
pun pulang. Aku langsung ke kasur. Tidur lagi menjelang sholat jum’at. Walhasil,
aku bangun yang membuatku harus bergegas melaksanakan mandi dan lain
sebagainya. lalu berangkat jum’atan.
Ketika sudah ada di
jalan, khutbah itu selesai. Aku kira itu adalah khutbah pertama, ternyata setelah
itu terdengar iqomah. Tanda sholat jum’at hendak dilaksanakakan. Jadilah aku
lari. Mengejar (agar nututi) raka’at pertama bersama imam. Sambil lalu muncul
khawatir. Takut tidak kebagian tempat di masjid karena sudah full.
Endingnya, aku
nututi rakaat pertama bersama imam dan masih mendapatkan tempat di shaf paling
belakang. Alhamdulillah.
Agenda ba’da
jum’atan ya acara rutin istighatsah-an sebagaimana yang telah ku ceritakan di
atas. Lalu kami pulang dan sampai di pondok itu beberapa menit sebelum ashar.
Saat itu keadaan kamar ustadz itu sepi. Sepi bahkan sejak aku berangkat sholat
jum’at. Sepi maksudku adalah Ust. Taufiq dan Ust. Muhib tidak ada di kamar.
Mereka berdua diajak keluar oleh Neng Iin.
Lalu, setelah
sholat ashar berjama’ah, aku ditanya oleh salah seorang santri, “mau main bola
tadz ?”. karena minggu lalu, aku main bola di lapangan MTs. Tapi untuk jum’at
kemarin ini, aku memilih tidak main bola dulu. Aku capek. Ingin melanjutkan
tidur.
Kegiatan malam
harinya, sebagaimana biasa. Ya KBM al-Miftah, KBM safinah dan lain sebagainya.
*Catatan hari ke
24. Seharusnya selesai dua hari lalu. Jum’at, 22 Juli 2022. Tapi baru selesai
nulis pada hari Ahad, 24 Juli 2022 pukul 04.22 WIB.

0 Komentar