Saat menemani Ust. Tauhid pada pematerian Bakti Mahasantri (BMs) dan Praktik Kompetensi Mahasantri (PKM) pada hari Rabu (14/06), beliau mengutip sebuah kutipan yang cukup masyhur di telinga saya.
ثَبَاتُ الْعِلِمِ بِالْمُذَاكَرَةِ وَبَرَكَتُهُ بِالْخِدْمَةِ وَنَفْعُهُ بِرِضَا الشَّيْخ ِ
(أبوي المالكي)
Artinya : Melekatnya ilmu dapat diperoleh dengan banyak muthola'ah, dan barokahnya dapat diraih dengan cara berkhidmah, sedangkan manfaatnya dapat diperoleh dengan adanya restu dari sang guru.
Ingat kutipan ini, aku jadi ingat bagaimana keadaan ku saat ini. Banyak pesan dan amanah dari kiai dan guru-guru yang belum dilaksanakan.
Dan, parahnya lagi, bila kita memiliki hubungan akrab dan dekat dengan guru-guru itu, sehingga beliau-beliau tahu akan berbagai kelalaian kita.
Dari tugas fikih lingkungan, database fikih 4 mazhab, catatan tentang Lora Amin, hingga menjadi kolumnis yang handal.
Bila kita mengaji secara istiqamah, pagi dan sore, maka akan kita temui pelbagai nasihat, ilmu sebagai petunjuk kepada jalan yang benar serta prinsip-prinsip dalam menjalani berbagai persoalan kehidupan.
Ingin rasanya dekat dengan para guru-kiai. Harapannya ketika beliau berdoa, nama santri kecil ini dapat diingat dan disebut juga secara khusus. Tapi sayang, entah mengapa, dari sekian banyak tugas itu, sulit sekali untuk fokus dan menyelesiakan tugas-tugas itu.
Kalau diizinkan untuk berbicara langsung pada beliau, ingin sekali bersimpuh, menangis dan memohon maaf sedalam-dalamnya karena berbagai kelalaian ini. Tidak menjalankan amanah dengan baik serta seringkali membuat beliau marah.
Beliau sering marah sehingga memicu penyakit bawaan dan merambat pada berbagai permasalah personal beliau, seperti kesehatan fisik, mental hingga dan masih banyak lainnya.
Maafkan kami guru. Maaf~
Paiton, Rabu, 16 Juni 2023

0 Komentar